Ilmu Budaya Dasar "Manusia dan Keadilan" Sub Kecurangan

Ilmu Budaya Dasar


Manusia dan Keadilan

Sub Kecurangan








DEFINISI KECURANGAN


        Kecurangan atau curang artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya.Atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga atau usaha, Sudah tentu keuntungan itu diperoleh dengan tidak wajar. Yang dimaksud dengan keuntungan disini adalah keuntungan yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau keenakan,meskipun orang lain menderita karenanya.
            Dalam bukunya “filsafat sana-sini” menjelaskan bahwa perbuatan yang sejenis dengan perbuatan curang, misalnya membohong,mencuri,menipu,merampas,memalsukan dan lain-lain adalah sifat yang buruk.Lawan buruk sudah tentu baik . Baik buruk itu berhubungan dengan kelakuan manusia. Pada diri manusia seakan-akan ada perlawanan antara baik dan buruk .
            Baik merupakan tingkah laku, karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya.Namun sukurlah untuk mengajukan ukuran penilaian mengenai hal yang penting ini. Dalam hidup kita mempunyai semacam kesadaran dan tahulah kita bahwa ada yang baik da nada lawannya, pada tingkah laku tentu juga agak mudah menunjuk mana yang baik,kalau tidak baik tentu buruk.
( Widagdho, Djoko. 2010. Prasetya, Joko Tri. dkk. 1998. Hal 117 )


KONSEP KECURANGAN


Kecurangan dapat menyebabkan manusia menjadi serakah,tamak,ingin untung,ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Orang yang seperti itu biasanya tidak senang bila ada yang melebihi kekayaanya. Padahal agama apapun tidak membenarkan orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, lebih lagi mengumpulkan harta dengan jalan curang. Hal ini semacam itu dalam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.
 (Widyo Nugroho,Achmad Muchji,Ilmu Budaya Dasar,Jakarta,Gunadarma. Hal 123 )
            Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu :
·        Aspek Ekonomi
Setiap orang berhak hidup layak dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai makhluk lemah, tempat salah dan dosa. Sangat rentan sekali dengan hal-hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan.
·        Aspek Kebudayaan
·        Aspek Peradaban
Kebudayaan dan Peradaban sangat mempengaruhi mentalitas individu yang terdapat didalamnya “ system kebudayaan” meski terkadang hal ini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang menumbuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani, hamper pada setiap individu di dalamnya sehingga sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.
·        Aspek Teknik
Hal ini juga menentukan arah kebijakan, bahkan keadilan itu sendiri, terkadang untuk bersikap adil kitapun mengedepankan aspek perasaan dan kekeluargaan, sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan atau bahkan mempertahankan kita sendiri harus melukai perasaan orang lain.


Apabila keempat aspek tesebut dilaksanakan secara wajar,maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah di gerogoti jiwa tamak,iri,dengki,maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
( Mustofa,ahmad Ilmu budaya dasar, Pustaka setia,Solo,1997)
Kecurangan banyak menimbulkan daya kreatifitas bagi seniman. Oleh karena itu, banyak hasil seni yang lahir dari imajinasi kecurangan, hasil seni itu, antara lain seni sastra (novel,roman,cerpen), drama, film, filsafat, dan lain-lain.
( Prasetya, ddk. 1991. Ilmu Budaya Dasar MKDU. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. 142 )






UNSUR KECURANGAN


Kecurangan menggambarkan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja, yang dimaksudkan melakukan kecurangan memperoleh keuntungan tanpa bertenaga atau usaha. Unsur dari kecurangan keseluruhan harus ada, jika ada yang tidak ada maka dianggap kecurangan tidak terjadi. Berikut unsurnya yaitu :

· Harus terdapat salah pernyataan ( misrepresentation ) dari suatu masa lampau atau sekarang

·   Fakta bersifat material

· Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan dengan maksud untuk menyebabkan suatu pihak beraksi.

·   Pihak yang dirugikan harus beraksi terhadap salah pernyataan tersebut yang merugikan.

Kecurangan dan sifat-sifat jahat yang serupa seperti penipuan, pemalsuan, pembohongan, perampokan, dan lain-lain merupakan bagian hidup manusia. Setiap hari manusia menghadapi hal-hal buruk ini dalam bentuk yang berbeda-beda. Bermacam ragam cara orang berbuat curang dan sungguh luas kawasannya, cara dan kawasan itu sesuai dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan hidup manusia.

            Selain dari pada itu, kehidupan selalu ada baik dan buruk. Dalam konflik,yang baik selalu menang, meskipun pada mulanya kalah. Yang baik itulah yang sesuai dengan kata hati. Seperti halnya Rahwana yang tidak baik, maka adiknya Kumbakarna dan Wibisana tak mau membela yang tidak baik karena kedua adiknya mengikuti kata hatinya.
            Dalam soal pewayangan soal baik dan buruk ini juga diajukan tidak secara teori, juga tidak ditunjuk jelas apakah yang menjadi ukuran baik. Namun terang sekali ajaran perwayangan secara kongkret. Ksatria yang dianggap wakil kebaikan kalau berperang dengan raksasa sebagai wakil kebaikan itu, tentu menang tidak selalu segera, tetapi kemenangan terakhir tentulah kebaikan. ( Prasetya, ddk. 1991. Ilmu Budaya Dasar MKDU. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Hal 140-142 ).
Ada pula faktor pemicu kecurangan dalam miyosi Ariefiansyah mengatakan bahwa ada 3 hal yang menyebkan seseorang melakukan kecurangan yaitu :
  • Tekanan atau Pressure
  • Kesempatan
  • Rasional

Apabila perlakuan manusia tidak didasari oleh rasa keadilan, yang akan terjadi adalah perlakuan tidak adil. Perlakuan tidak adil adalah perkauan sewenang-wenang. Akibat perlakuan sewenang-wenang adalah penderitaan dan ketidakpastian, kehidupan manusia menjadi tidak menentu, tidak tentram dan gelisah, bahkan mungkin kematian. Banyak contoh perlakuan tidak adil, baik yang terungkap dalam kehidupan nyata maupun dalam karya cipta.

 




 

Daftar Pustaka
·         Mustofa,ahmad Ilmu budaya dasar, Pustaka setia,Solo,1997
·         Widyo Nugroho,Achmad Muchji,Ilmu Budaya Dasar,Jakarta,Gunadarma.
·         Widagdho, Djoko. 2010. Prasetya, Joko Tri. dkk. 1998).
·         Prasetya, ddk. 1991. Ilmu Budaya Dasar MKDU. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Penyusun
Nama              : Muhammad Ashadi 
NPM               : 14119044
Kelas               : 1KA14         
Matkul            : Ilmu Budaya Dasar

Previous
Next Post »
Thanks for your comment